Orang yang emosional adalah seorang yang tingkah lakunya dikendalikan oleh emosi bukannya logika.
Emosi yang tidak terkendali dapat menimbulkan tekanan darah tinggi, ketegangan otot, infeksi, berbagai macam penyakit, marah sama ortu, marah sama teman, marah sama kakak atau adik kita, marah terhadap pasangan kita. Akibat negative ini tidak hanya disebabkan oleh emosi itu sendiri melainkan karena ketidakmampuan kita untuk mengendalikannya dan memanfaatkannya dengan baik.
SHERING YANG MEMBANGUN
Kedengarannya bagus tetapi sebetulnya sulit menyuruh diri kita sendiri, “Jangan cemas, jangan marah, jangan kuatir. Dalam sebagian besar kasus hal ini tidak berhasil. Contoh : jika saya sedih dan seorang mengatakan, “anda tidak perlu sedih,” maka saya tidak langsung merasa gembira dan sekeras apapun saya berusaha. Kita dapat saja berdiri dan memuji di gereja, saat itu kita lagi gentar, gelisah. Lari pada Yesus Sobat yang benar. Tetapi ketika kita pulang tetap dengan rasa kecil hati. Lalu dari situlah muncul perbuatan. Diskusikanlah kasus hidup ini yang merupakan masalah keseharian kita tapi jangan berdebat !
Emosi berkaitan dengan perbuatan. Kita perlu menyadari bahwa pikiran dan perbuatan berjalan bersama-sama. Sewaktu Rasul Paulus menyuruh orang-orang Filipi untuk bersukacita dan tidak usah kuatir, ia memberi tahu mereka apa yang harus mereka kerjakan, yaitu : Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang ( Ay. 5 ), berdoalah dan naikkan ucapan syukur maka akan timbul damai sejahtera.
Perbuatan penuh kasih dari si kakak membangkitkan emosi yang penuh kasih pula pada kedua belah pihak.
Tindakan lain yang akan menolong mengatur emosi adalah membicarakan masalah-masalah dengan seseorang yang kiranya dapat membantu kita memandang berbagai hal dari sudut yang benar. Kita juga mengendalikan emosi dengan bicara dengan TUhan lewat doa dengan mengucap syukur.
Humor juga sangat bermanfaat. Lihatlah segi yang lucu dari persolan yang kita hadapi. Janganlah bersifat sinis dengan banyak hal tetapi “Hati yang gembira adalah obat yang manjur” ( Amsal
Kunci yang paling efektif untuk mengendalikan emosi kita adalah dengan pikiran dan perbuatan kita. Pikiran dan perbuatan kita harus disatukan dengan ucapan syukur atas berkat-berkat yang kita terima. Rasa Syukur harus kita miliki baik kepada Tuhan dan sesame. Sebab rasa sukur dapat mengubah sudut pandangan kita pada situasi apapun. Bila kita bersyukur, kita berhenti melihat pada persoalan-persoalan kita semata-mata dan akan mulai memperhatikan berkat yang telah kita terima. Bila bersyukur semua emosi kita terkendali.
No comments:
Post a Comment